Stuktur Kelurahan Kota Ngawi

Stuktur Ngawi, Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor () Tanggal () di Kabupaten Ngawi terdapat wilayah kelurahan yaitu : *Margomulyo *Ketanggi *Pelem *Karangtengah Adapun Struktur Organisasi Kelurahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor () Tanggal () adalah sebagai berikut :
 http://www.ngawikab.go.id/home/kelurahan/

Ngawi

Ngawi, Kabupaten Ngawi adalah kota kecil di persimpangan surabaya solo. Kota yang sejuk, asri, aman, dan ramah-ramah penduduknya.

Petani Tembakau Ngawi Harga Merosot


Petani Tembakau Ngawi. Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Ngawi, Waskito mengakui harga tembakau saat ini anjlok.

Menurutnya, ada dua faktor yang mempengaruhi harga tembakau, yakni over produksi dan mencuatnya wacana Rencana Peraturan Pemerinta (RPP) tembakau yang dihembuskan pemerintah. Tahun ini produksi tembakau di Ngawi mengalami peningkatan 20 sampai 30 persen dibandingkan tahun lalu.

"Meski jumlah produksi meningkat, tetapi kalau harga turun kasihan petani," papar Waskito, Selasa (4/9/2012).
Sedangkan luas lahan tembakau juga mengalami peningkatan. Jika Tahun 2011 ada 1.200 hektar, kini menjadi 1.600 hektar. Kendati demikian, Waskito tidak menjelaskan secara detil dampak dari penurunan harga dan langkah diambil APTI untuk mendampingi petani tembakau ini.

"Kami menyayangkan wacana RPP yang dihembuskan pemerintah pusat tanpa ada ketegasan mengenai patokan harga tembakau di pasaran saat musim panen," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, harga tembakau di Ngawi anjlok menjadi Rp 10.000 per kilogram. Padahal, musim panen Tahun 2011 lalu, harga tembakau masih Rp 18.000 per kilogram. Akibatnya saat ini banyak petani tembakau yang merugi.

Sumber : http://surabaya.tribunnews.com/2012/09/04/ketua-apti-tembakau-ngawi-over-produksi

Pemandian Hargo Dumilah Ngrambe | Ngawi






Pemandian Hargo Dumilah berada di lereng utara Gunung Lawu, tepatnya di Desa Setono, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi atau kurang lebih 30 Km sebelah selatan kota Ngawi-Jawa Timur. Kerindangan pohon jati yang berjajar ditepi kolam pemandian menambah anggunnya suasana serta suasana berasa lebih asri. Apalagi Pemandian Hargo Dumilah yang berlatar belakang pegunungan dan areal persawahan, semakin menambah suasana yang alami dan dan tentunya memanjakan mata para pengunjung  dengan keindahan.
Untuk tiket masuk Rp. 5000 per orang sepuasnya. Pemandian Hargo Dumilah juga dilengkapi dengan tempat makan berupa lesehan yang terbuat dari bambu. Dengan begitu diharapkan pengunjung tidak hanya menikmati kolam pemandiannya saja, tapi sebagai tempat transit untuk beristirahat sambil menikmati wisata kuliner. Para pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai macam masakan ikan dan juga Bakso. Dan tentunya dengan harga yang cukup bersahabat.
Pemandian Hargo Dumilah buka antara jam 08.00 WIB sampai 21.00 WIB.  Pemandian yang dibangun sejak Juli 2010 ini merupakan satu-satunya tempat pemandian yang memakai sirkulasi air secara langsung dari sumber mata air dikaki Gunung Lawu tanpa daur ulang. Anda pasti bisa membayangkan betapa segarnya air pemandian Hargo Dumilah ini.
Hargo Dumilah berasal dari tiga puncak tertinggi yang ada di Gunung Lawu, yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah.  Hargo Dumilah mempunyai makna sendiri yaitu Hargo berarti Gunung dan Dumilah berarti suatu pelita atau penerangan.
Harapan kedepannya Pemandian Hargo Dumilah ini bisa menjadi tujuan wisata, mulai wisata alam, wisata kuliner, wisata pemandian dan wisata ilmiah.

Sumber :  http://ngawion-line.blogspot.com/2012/07/pemandian-hargo-dumilah.html

Angin Ribut Hantam Kota Ngawi | NGAWI

Angin Ribut Hantam Kota Ngawi, Diperkirakan 32 Rumah Rusak


Hujan deras disertai angin kencang terjadi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur yang mengakibatkan lebih dari 32 unit rumah penduduk di Desa Banyuurip, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, rusak. Bencana angin ribut disertai hujan lebat itu juga mengakibatkan satu orang warga mengalami luka parah karena tertimpa atap rumah yang roboh.

Hingga Rabu (10/10) pagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi masih mendata jumlah kerugian akibat bencana itu. Kerugian akibat hujan deras dan topan itu diperkirakan mencapai ratusan juta.

“Rumah semi permanen yang roboh itu milik Suwono dan menimpa Slamet, kerabat Suwono yang tidak sempat menyelamatkan diri. Kerusakan akibat bencana perdana ini bervariasi, mulai dari atap genting rumah yang melorot hingga berterbangan diterpa angin lesus (topan),” kata Kepala Desa Banyuurip, Nasir, yang dihubungi, hari ini.

Hujan deras juga mengguyur Kabupaten Lumajang bagian Barat dan Selatan yang mengakibatkan bencana tanah longsor di beberapa titik di Jalur Lintas Selatan (JLS), Selasa (9/10) petang. Beberapa titik longsor itu di antaranya, Jalan Raya Lumajang-Malang di titik Piket Nol, di kilo meter (KM) 45 arah Turen, Malang dari Lumajang dan di jalan KM 29 Pasirian.

Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kabid PKL-BPBD) Kabupaten Lumajang, Hendro Wahyono, mengatakan longsoran lainnya juga terjadi di Desa Tamanayu, yang berada di wilayah perbatasan Kecamatan Tempursari-Pronojiwo. “Bencana alam tanah longsor di Tamanayu ini akibat kontur tanah tebong yang ambruk karena labil setelah diguyur hujan lebat,” katanya.

Tidak jauh dari lokasi itu, juga terjadi beberapa titik longsoran lainnya dengan panjang bervariasi mulai dari lima hingga 10 meter. Di jalur Desa Tamanayu ke Dusun Jenggrong juga terjadi longsoran dengan panjang 10 meter dengan ketinggian lima meter. Longsoran tanah sempat menutup akses jalan untuk masuk ke Dusun setempat. Bahkan ada longsoran yang meluber ke rumah warga.

“Kita memobilisasi warga untuk membersihkan badan jalan dari longsoran agar tidak mengganggu arus lalu lintas,” kata Hendro, sambil menambahkan, bencana tanah longsor di Kabupaten Lumajang akibat hujan lebat perdana kali ini tidak sampai menimbulkan kerusakan berarti dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Diakui Hendro, untuk mengatasi longsoran saat memasuki musim penghujan, khususnya di jalur Lumajang-Malang, BPBD Kabupaten Lumajang membutuhkan kesiapan alat berat berupa bego yang disiagakan di sekitar daerah rawan longsor sepanjang Piket Nol.

 http://www.beritasatu.com/nasional/76852-angin-ribut-hantam-ngawi-32-rumah-rusak.html

Waduk Pondok Bikin Kecewa Wisatawan | NGAWI


Kabar waduk pondok ngawi. Lihat saja akses masuk area wisata waduk pondok ini. Yang dulunya berupa bukit elok, kini berubah jadi pemandangan yang mengerikan dimata para pemudik yang sedianya berlibur memanjakan diri. Tak pelak, merekapun urung untuk berlama-lama disini dan memilih tempat lain di luar Ngawi.

Area wisata Waduk Pondok yang terletak di Bringin Ngawi diakui atau tidak kini nasibnya kian mengenaskan. Dengan kesan diumbar begitu saja oleh pihak pemerintah serta padatnya aktivitas tambang galian C, hal ini membuat ratusan pengunjung yang kebanyakan pemudik guna menghabiskan liburan di lebaran 1433 H ini merasa kecewa

Sungguh sangat disayangkan bila subah bendungan yang menyajikan indahnya panorama alam serta tempat rekreasi memancing ini dalam penangannya kurang serius. Padahal di musim lebaran para pemudik dipastikan mencari sebuah tempat yang mampu menghilangkan kepenatan selama mereka bekerja di kota besar ataupun di negeri orang.

“ Masak tempat seindah gini, untuk buang air kecil saja kerepotan.” Kata retno (40) warga Karangjati yang membawa serta seluruh keluarganya. Dirinya kecewa lantaran kondisi kamar mandi serta WC rusak parah dan tak pantas bila dipakai. “ Yang saya heran, tebing disini malah di keruk hingga ludes.” Ujar ibu 2 anak yang sudah merantau di Bandung lebih dari 10 tahun.

Bendungan Pondok yang dikenal dengan Waduk pondok ini tepatnya terletak di desa Gondang Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Pembangunan yang dimulai dari tahun 1993 lalu, diselesaikan 2 tahun kemudian dengan menghabiskan dana 30 miliyar.

“Mungkin ijin galian tambang tanah padas ini, di Ngawi mudah ya.. Lihat saja sendiri kondisinya makin mengenaskan.” Tambah Retno menyesal telah berkunnjung ke waduk pondok ini.

Galakkan Menanam dan Menjaga Pohon | NGAWI

 Galakkan Menanam dan Menjaga Pohon | NGAWI
Semakin marak dan meluasnya perkembangan usaha kilang kayu atau industri pengolahan kayu di kecamatan pangkur, kab. ngawi memang memberi peluang kerja bagi masyarakat sekitar atau paling tidak menyejahterakan pemiliknya dan mungkin juga menggelembungkan pendapatan para pemilik kebijakan ijin usaha atau keamanann setempat. disamping itu jika ada warga yang membutuhkan kayu untuk bahan mebel tidak perlu jauh-jauh kulakan bahan kayunya.
Namun, efek samping dari pengolahan kayu itu sendiri apakah dipikirkan oleh kita semua warga ngawi? mungkin tidak... pada tahun 1996 kayu jati di ngawi masih sangat banyak namun karena pembalakan liar pada masa itu sehingga kini tinggal kenangan.
Nah, berdasarkan pengamatan penulis saat ini dan pemikiran kedepan mungkin kayu-kayu di ngawi akan segera punah karena tumbuhnya industri pengolahan tersebut, disadari atau tidak bila kayu setiap hari dipotong sementara upaya penanaman kembali itu tidak ada atau persentasenya tidak seimbang dengan proses pemotongan kayu maka prediksi penulis tidak sampai 10 tahun kayu-kayu jati dingawi tinggal kenangan.
Efek samping lainnya : air untuk mengairi sawah petani secara otomatis berkurang, musim kemarau dan sulitnya air dimusim kemarau akan semakin panjang dan menyiksa masyarakat pedesaan yang mengandalkan air tanah, resiko rawan banjir dan longsor untuk daerah pegunungan.
Himbauan saya mengharapkan perhatian instansi terkait berhubungan dengan pertumbuhan industri pengolahan kayu tersebut, bagaimana upaya penanggulangannya dan pendayagunaan lingkungan yang tepat. jangan hanya mengeruk hasilnya sementara kita mengabaikan anak cucu kita. sementara dunia sedang galak-galaknya mencanangkan penghijauan.
Opini saya : setiap pemotongan 1 batang pohon maka tanamlah 2 atau 3 pohon baru, dan menjadi tanggung jawabnya untuk menjaga sampai tanaman baru tersebut hidup sampai usia 1-2 tahun.
Tumbuhkan kesadaran untuk selalu melestarikan lingkungan karena kerusakan, musibah atau bencana yang terjadi dimuka bumi ini tidak lain karena ulah tangan manusia sendiri. karena itu mari sama-sama kita menjaga lingkungan disekitar kita.

Terima kasih atas kunjungannya, 
Hijaulah negeriku 10 tahun ke depan

sumber artikel :  http://infoting.blogspot.com/2010/06/kilang-kayu-jati-ngawi.html

Arena Sabung Ayam Pasar Jogorogo Digerebek | NGAWI

Arena Sabung Ayam Pasar Jogorogo Digerebek

Jogorogo NGAWI Sejumlah polisi berpakaian preman langsung mengobrak-abrik kerumunan penjudi sabung ayam tepatnya di Pasar Jogorogo (9/10). Tak pelak, para pelakupun dibuat kocar-kacir dengan berusaha kabur menyelinap di lorong-lorong pasar bahkan ada yang sempat bersembunyi di got. Alhasil, sedikitnya 6 pelaku berhasil dibekuk oleh jajaran Buser Polres Ngawi.

Para pelaku yang berhasil diamankan antara lain WD (42 ), asal Desa/Kecamatan Jogorogo, TS (30), asal Desa Gentong Paron, LN (47 ), asal Desa Teguhan Paron, KN (42), asal Desa Beran Ngawi, TH ( 60), asal Desa Setono Ngrambe dan SN (63), asal Desa Sumberejo Sine. Mereka akan dijerat dengan pasal 303 KUHP tentang perjudian.
Ancaman hukuman yang dikenakan maksimal empat tahun penjara. Penggerebekan judi sabung ayam itu dilakukan pukul 09.45. Polisi sebelumnya melakukan pengintaian selama dua jam di areal pasar. Mengetahui aksi sabung ayam yang disertai judi tersebut dimulai petugas lalu berpencar guna mengepung lokasi arena perjudian.

Setelah target tengah asyik bertarung ratusan ribu, petugas menyergap dengan mendadak. Para penjudi seketika itu juga kocar-kacir melarikan diri. Pada penggerebekan ini yang berhasil diamankan barang bukti (BB) berupa delapan ayam jago dan uang taruhan ratusan ribu. ‘’Arena judi sabung ayam memang terindikasi lokasinya selalu berpindah-pindah. Nah di Pasar Jogorogo ini memanfaatkan keramaian warga yang ingin membeli unggas,’’ tegas AKP Budi Santoso mendampingi Kapolres Ngawi AKBP Eddy Djunaedi.

Kemudian pihaknya sudah melakukan pemeriksaan satu persatu pelaku. Hasil penyidikan sementara, besaran taruhan tergantung ayam aduan. Bila ayam jago yang sudah unggulan bisa mencapai jutaan. ‘’Kalau masih kali pertama diadu biasanya kisaran Rp 300-500 ribu,’’ jelasnya. Widodo Purnomo salah seorang pelaku mengatakan, dirinya sudah beberapa kali melakukan sabung ayam di arena Pasar Jogorogo. Cuma sekali taruhan tidak lebih Rp 500 ribu. ‘’Teman-temannya banyak. Jadi ikut saja tadi diajak ke lokasi aduan,’’ kilahnya.