Point Blank menjadi sangat digandrungi oleh jutaan gamers -mulai usia anak-anak hingga dewasa- karena kualitas grafis yang jauh lebih bagus dibandingkan game-game FPS lain, serta memiliki banyak fitur yang membuat game ini layak disebut game FPS nomor 1 di Indonesia. Selain itu, kontrol dalam memainkannya yang tidak terlalu ribet membuat game yang dikembangkan oleh Zepetto ini juga akrab di kalangan anak kecil usia belasan tahun.
Sebenarnya Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang menyediakan game online ini. Melainkan ada tiga negara lainnya yaitu Korea Selatan sebagai developer, PB Thailand dan PB Rusia, bahkan ada rumor yang beredar bahwa PB juga sudah merambah ke negeri tirai bambu, RRC.
Tapi sayangnya, ada beberapa dampak negatif yang saya lihat selama memainkan game ini, apalagi untuk anak-anak seusia SD. Berikut dampak negatif dari game online yang sedang populer ini
Pemborosan Biaya
Mengapa saya mengatakan bahwa PB sama saja dengan pemborosan ?? Bayangkan, untuk bisa hebat bermain PB rasanya mustahil jika cuma bisa mengandalkan senjata standar atau gratisan yang disediakan oleh pengembang yang terdiri dari Assault Riffle, Sub Machine Gun, dan Sniper Riffle. Oleh karena itu, seperti game shooter pada umumnya, PB juga menyediakan senjata dan character yang bisa dibeli dengan cash dalam bentuk voucher dengan kisaran harga Rp.10.000 sampai Rp.300.000.
Harga senjata yang paling murah dalam PB adalah 250 cash untuk satu hari. Sedangkan harga 250 cash sama dengan Rp.2.500,-. Cash 1.000=Rp. 10.000, cash 3.000=Rp.30.000, cash 5.000=Rp.50.000, dst. Bisa dibayangkan, berapa ratus ribu yang harus dikeluarkan jika menggunakan senjata cash dalam sebulan. Hitung aja sendiri :-)
Harga senjata yang paling murah dalam PB adalah 250 cash untuk satu hari. Sedangkan harga 250 cash sama dengan Rp.2.500,-. Cash 1.000=Rp. 10.000, cash 3.000=Rp.30.000, cash 5.000=Rp.50.000, dst. Bisa dibayangkan, berapa ratus ribu yang harus dikeluarkan jika menggunakan senjata cash dalam sebulan. Hitung aja sendiri :-)
Belum lagi sarana PC untuk mendukung games ini juga lumayan berat, harus menambah biaya kartu grafis seharga kurang lebih 800 ribu dan langganan internet akses cepat untuk menjalankan game ini dari rumah sendiri.
Pemborosan Waktu & Tenaga
Seperti dalam kepolisian atau tentara, PB juga mengenal sistem pangkat. Untuk bisa naik pangkat, seorang troopers atau pemain harus mengumpulkan sejumlah experience (exp.). Semakin tinggi pangkatnya, maka akan semakin tinggi pula exp yang harus dikumpulkan. Artinya, akan semakin lama pula seorang troopers memainkan karakternya.
Untuk bisa naik pangkat, tentunya dibutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Bahkan ada yang rela duduk berjam-jam di depan komputer hanyak untuk bermain PB. Akibatnya, kesehatan tidak terperhatikan karena kurang makan, olahraga, mandi, istirahat dan sebagainya. Bahkan pendidikan pun bisa berantakan.
Untuk bisa naik pangkat, tentunya dibutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Bahkan ada yang rela duduk berjam-jam di depan komputer hanyak untuk bermain PB. Akibatnya, kesehatan tidak terperhatikan karena kurang makan, olahraga, mandi, istirahat dan sebagainya. Bahkan pendidikan pun bisa berantakan.
Kata-Kata Kasar
Disadari atau tidak, PB ternyata secara tidak langsung mengajari seseorang untuk menggunakan kata-kata kasar. Hal ini mungkin diakibatkan karena sang pemain terbawa emosi ketika karakternya mati atau kalah. Bayangkan jika anak2 SD sudah mengenal kata2 anj**g, ba*i dan lain-lainnya yang belum sepantasnya diucapkan walaupun itu mungkin cuma lewa tulisan.
Melatih Ketidakjujuran
Mungkin sudah menjadi tradisi kalau anak bangsa lebih senang yang instan2. Tidak percaya ?? Liat saja di televisi. Dan hal itu juga berlaku di PB. Prinsipnya, buat apa mencari jalan yang sulit kalau ada jalan yang lebih mudah dan singkat. Dan jawabannya adalah dengan menggunakan program ilegal. Siapa yang tidak suka ?? dengan menggunakan program ilegal, seorang bisa menaikkan pangkatnya setinggi mungkin cuma dalam hitungan jam, bandingkan dengan cara jujur yang membutuhkan waktu berbulan-bulan. Belum lagi cheat-cheat(cara curang) lainnya yang sepertinya terlalu panjang untuk dibahasa di sini.
Menimbulkan Isolasi Sosial
Game pada dasarnya adalah untuk hiburan, tapi karena kecanggihan dan kaasyikannya games bisa berubah menjadi candu yang membuat anak tidak konsentrasi lagi ke aktifias lain, cenderung menyendiri, kurang memeperhatikan pelajaran sekolah karena hanya memikirkan games yang dimainkannya.
Sebaiknya Anda mencegah anak anda mengenal games ini, sebelum anak menjadi ketagihan untuk terus memainkan point blank. Tentu anda tak rela bila anak anda lebih sering ke warnet atau lebih sibuk didepan komputer daripada sibuk bersama anda.